Boleh jadi tak ada yang namanya pertanyaan bodoh, tetapi tentu ada pertanyaan-pertanyaan tertentu yang didasarkan pada pengandaian yang keliru. Air tidak membeku di dalam hidran atas alasan yang sama mengapa air di nampan es batu yang kosong tidak membentuk es batu. Anda tak mungkin membekukan apa yang tidak ada di situ!
Bob Ward, mantan presiden SPFAAMFAA (Society for the Preservation and Appreciation of Antique Motor Fire Apparatus in America), mengatakan kepada Imponderables bahwa ada mur di atas hidran yang mengendalikan air ke hidran itu. bila seorang petugas pemadam kebakaran ingin membuka hidran, sebuah kunci inggris digunakan untuk membuka mur tadi. Yang terpasang pada mur penutup itu adalah sebuah batang panjang yang terhubung dengan katup di dasar hidran itu, di bawah tanah, yang mengendalikan aliran air. Jika aliran air ditutup, air yang ada di atas katu secara otomatis terkuras. Sebagaimana gengan singkat dikatakan oleh Wars, "Tak ada air untuk dibekukan.
Jika seorang petugas pemadam kebakaran selesai menggunakan hidran, ia menutup mur tadi dan air di bawah katup penutup itu secara otomatis terkuras. Katup penutup itu terletak cukup jauh di bawah garis beku, jadi hidran-hidran pemadam kebakaran jarang menghadapi masalah pembekuan, bahkan di wilayah-wilayah dingin seperti Chicago atau Oslo.
23 Oktober 2009
16 Oktober 2009
Bagaimana seandainya seorang astronot melepaskan burung di ruang angkasa? Dapatkah burung tersebut terbang?
Hal yang paling menarik tentang pesawat ruang angkasa atau stasiun angkasa yang mengorbit bumi adalah tidak ada beratnya. Ini menarik karena ketidakadaan berat membuat siapa pun dapat terbang. Seseorang dengan mudah melompat dari satu dinding dan dapat terbang lurus ke sisi yang berbeda dari sebuah pesawat ruang angkasa tanpa menggerakkan apa pun. Jika kamu pernah melihat astronot bermain di dalam pesawat ruamh angkasa atau di ruang stasiun angkasa, tampak menyenangkan.
Jadi, apa yang terjadi pada seekor burung di stasiun ruang angkasa? Tidak seorang pun pernah sungguh-sungguh ingin mencobanya. Mungkin karena masalah keselamatan burung tersebut. Akan tetapi, jika kamu memasuki ruang terbuka yang besar di stasiun ruang angkasa dan melepaskan burung tersebut, apa yang akan dilakukan burung tersebut?
Coba, kita bandingkan dengan apa yang dilakukan burung tersebut di bumi. Ia akan mengepakkan sayapnya dengan cepat ketika akan terbang. Agar bisa bertahan di udara, ia juga akan mengepakkan sayapnya dengan cepat dan mengurangi kecepatannya ketika akan menukik dan turun. Beberapa burung, seperti elang, sangat pandai terbang di udara, Elang dapat bertahan di udara dalam jangka waktu yang lama tanpa mengepakkna sayapnya.
Di ruang angkasa, seekor burung akan melakukan hal yang sama untuk terbang. Akan tetapi, burung membutuhkan kepakan berkali-kali ketika akan terbang, dan akan meningkatkan kecepatan terbang ketika akan mendarat. Ketika burung di ruang angkasa, bururng akan segera meluncur ke depan. Burung tidak harus mengeluarkan kekuatan selama terbang karena gravitasi tidak akan menariknya turun.
Keuntungan burung dibandingkan astronot di ruang angkasa adalag burung memiliki sayap. Di stasiun ruang angkasa, sayap dan ekor burung masih bisa bekerja dengan baik. Jadi, bururng bisa berbalik, meluncur dan mengurangi kecepatan pada saat mereka terbang. Astronot tidak dapat melakukan hal seperti ini. Sekali astronot meluncur, cenderung melayang lurus, hingga menabrak sisi lain dari stasiun rung angkasa tersebut.
Burung memiliki keseimbangan yang luar biasa ketika terbang di stasiun ruang angkasa. Mereka menggunakan sayap dan ekornya dengan tepat untuk mengontrol terbangnya meskipun harus menyesuaikan diri menyeimbangkan dengan ketiadaan berat yang mereka miliki.
Berkaitan dengan keadaan tersebut, muncul pertanyaan baru sebagai berikut. Apakah seekor burung cukup pintar menyesuaikan diri di lingkungan yang mempunyai gravitasi nol? Atau apakah dengan gravitasi nol secara naluri burung tidak harus menyesuaikan diri? Burung memang sungguh cerdas sehingga peluang menyesuaikan diri akan lebih besar hanya dengan memberikan sedikit latihan.
Jadi, apa yang terjadi pada seekor burung di stasiun ruang angkasa? Tidak seorang pun pernah sungguh-sungguh ingin mencobanya. Mungkin karena masalah keselamatan burung tersebut. Akan tetapi, jika kamu memasuki ruang terbuka yang besar di stasiun ruang angkasa dan melepaskan burung tersebut, apa yang akan dilakukan burung tersebut?
Coba, kita bandingkan dengan apa yang dilakukan burung tersebut di bumi. Ia akan mengepakkan sayapnya dengan cepat ketika akan terbang. Agar bisa bertahan di udara, ia juga akan mengepakkan sayapnya dengan cepat dan mengurangi kecepatannya ketika akan menukik dan turun. Beberapa burung, seperti elang, sangat pandai terbang di udara, Elang dapat bertahan di udara dalam jangka waktu yang lama tanpa mengepakkna sayapnya.
Di ruang angkasa, seekor burung akan melakukan hal yang sama untuk terbang. Akan tetapi, burung membutuhkan kepakan berkali-kali ketika akan terbang, dan akan meningkatkan kecepatan terbang ketika akan mendarat. Ketika burung di ruang angkasa, bururng akan segera meluncur ke depan. Burung tidak harus mengeluarkan kekuatan selama terbang karena gravitasi tidak akan menariknya turun.
Keuntungan burung dibandingkan astronot di ruang angkasa adalag burung memiliki sayap. Di stasiun ruang angkasa, sayap dan ekor burung masih bisa bekerja dengan baik. Jadi, bururng bisa berbalik, meluncur dan mengurangi kecepatan pada saat mereka terbang. Astronot tidak dapat melakukan hal seperti ini. Sekali astronot meluncur, cenderung melayang lurus, hingga menabrak sisi lain dari stasiun rung angkasa tersebut.
Burung memiliki keseimbangan yang luar biasa ketika terbang di stasiun ruang angkasa. Mereka menggunakan sayap dan ekornya dengan tepat untuk mengontrol terbangnya meskipun harus menyesuaikan diri menyeimbangkan dengan ketiadaan berat yang mereka miliki.
Berkaitan dengan keadaan tersebut, muncul pertanyaan baru sebagai berikut. Apakah seekor burung cukup pintar menyesuaikan diri di lingkungan yang mempunyai gravitasi nol? Atau apakah dengan gravitasi nol secara naluri burung tidak harus menyesuaikan diri? Burung memang sungguh cerdas sehingga peluang menyesuaikan diri akan lebih besar hanya dengan memberikan sedikit latihan.
4 Maret 2009
Cincin Saturnus Tidak Selalu Terlihat Kapan Pun
Cincin yang terdapat di atas langit khatulistiwa saturnus tidak selalu terlihat sama. Maksudnya, Saturnus berevolusi mengitari matahari dalam jangka waktu sekitar 30 tahun. Karena sisi revolusinya sedikit condong dari Bumi, satu sisi cincinnya terlihat selama 15 tahun dan selama 15 tahun berikutnya sisi yang berlawanan terlihat. Selain itu, karena cincinnya sangat tipis, hanya beberapa puluh meter, ketika khatulistiwa Saturnus menghadap tepat horizontal ke Bumi, cincin sama sekali tidak terlihat. Saturnus akan menghadap horizontal ke Bumi berikutnya pada sekitar tahun 2010 dan 2015.
Langganan:
Postingan (Atom)